analisis semiotika trend fashion hijab bagi seorang muslimah dan analisis 20 jurnal

 Analisis Semiotika Trend Fashion Hijab Bagi Seorang Muslimah

Rizky Novana Fitria (202146500723) ¹

Siti Nurhalizahra (202146500753) ²

Abstrak

Secara umum semiotika merupakan suatu kajian ilmu tentang mengkaji tanda. Dalam teori semiotika menganggap bahwa fenomena sosial pada masyarakat dan kebudayaan itu merupakan sebuah tanda, mempelajari sistem, aturan-aturan, dan konveksi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti tersendiri. Sedangkan semiotika yang akan kami bahas adalah semiotika menurut Charles Sanders Peirce. Menurut Charles Sanders Peirce, semiotika didasarkan pada logika karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, kemudian menurut Peirce penalaran dapat dilakukan memulai tanda-tanda yang ada di sekitar. Contohnya Hijab. Hijab merupakan sesuatu hal yang begitu melekat pada seorang wanita muslimah. Dalam bahasa arab hijab berarti penghalang. Meski hijab lebih sering di artikan mengarah pada kata "jilbab" sebagai penutup aurat namun sebenarnya dalam ilmu islam hijab tidak terbatas pada menurut aurat saja, tetapi juga penampilan dan perilaku manusia setiap harinya (saatir atau fassil). Menggunakan hijab tidak semata-mata untuk menutup aurat saja, melainkan juga untuk menjaga pandangan seorang muslimah agar tetap berprilaku baik sesuai kaidah agama Islam. Maksud menjaga pandangan disini merupakan bagaimana wanita menjaga akhlaknya untuk tidak melakukan sesuatu yang di luar syariat agama Islam. Penggunaan hijab adalah simbol dalam islam yang menunjukkan wanita yang saleh sebagai wanita Muslimah. Dengan ketentuan syariat Islam hijab berfungsi untuk menutup aurat namun pada saat ini hijab sudah modern hijab bukan hanya untuk menutup aurat tetapi juga hijab sebagai identitas diri dan style pada zaman sekarang ini. Tujuan menggunakan hijab pada perempuan muslim untuk menutupi aurat yang tidak diperbolehkan dilihat selain oleh mahromnya. Selain itu Menggunakan hijab dapat menghindarkan rambut dan kulit kepala dari masalah yang diakibatkan oleh panasnya sinar matahari langsung. Allah SWT., memerintahkan kepada wanita muslimah memaiak hijab karena dapat menghindari berbagai fitnah. Fungsi dari hijab yaitu mempercantik diri. Dalam penelitian ini hijab diggunakan tidak hanya untuk menutup aurat saja tetapi untuk memperindah diri dan akan terlihat modis sebagai perempuan muslim. Didalam jurnal yang akan dianalisis ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan memilih hijab sebagai objek untuk artikel ini untuk memberi tahu kepada khalayak apasih pentingnya menggunakan hijab bagi seorang perempuan Muslimah dan apa manfaat dari menggunakan hijab tersebut.


Kata kunci : Hijab, perempuan, islam.


PENDAHULUAN

Hijab di Indonesia sudah menjadi lebih populer sejak dua dekade belakangan ini. Sejarah mencatat bahwa budaya pemakaian hijab sebenarnya ada sejak abad ke-17. Namun demikian perdebatan terkait dengan hijab ini masih terjadi walaupun pemakai hijab di Indonesia semakin banyak dari tahun ke tahun.

Hijab berasal dari kata kerudung yang merupakan kain penutup kepala dan biasanya digunakan oleh kaum Wanita muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, kerudung memiliki banyak julukan seperti hijab dan yang sedang tren  adalah  dengan  menyebutnya  sebagai  hijab (KBBI  Online). Kerudung sendiri menjadi Gaya berpakaian yang tidak bisa dipisahkan dari perempuan di Indonesia bahkan mancanegara. Kata “hijab” cenderung diasosiasikan sebagai kerudung yang digunakan sebagai tutup kepala oleh para muslimah. Namun dalam Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tata cara berpakaian yang sesuai dengan tuntutan agama menurut Subhan.1 Hijab seorang perempuan secara syar’i dapat menutupinya dari penglihatan laki laki yang belum mahramnya. Hijab harus bisa menutup semua anggota badan dan perhiasan.

Fashion muslim terus berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Kalau dulu fashion muslim terkesan konservatif dan monoton, kini tren busana muslim selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga tampil lebih kekinian. Penggunanya pun tak lagi didominasi kaum hawa usia dewasa, melainkan anak-anak muda yang mengenakan hijab dengan sangat modis. Sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia, wajar saja jika fashion muslim di Indonesia menjadi industri yang besar dan menggiurkan.

Pada 2020 diperkirakan sebanyak 229 juta penduduk muslim tinggal di Indonesia. Total populasi di Indonesia diperkirakan mencapai 273 juta jiwa, sehingga jumlah penduduk muslim setara dengan 87,2 persen total populasi di Indonesia. Sementara di dunia, Indonesia menyumbang sekitar 13 persen dari populasi muslim di dunia. Bahkan menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ada sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang menggunakan hijab. Maka tak berlebihan jika fashion muslim Indonesia bercita-cita menjadi pemain di tingkat internasional. Targetnya pada 2025 industri fashion muslim Indonesia sudah menembus pasar dunia.

Tidak ada data yang pasti terkait dengan jumlah pemakai hijab di Indonesia secara menyeluruh. Namun sebuah survei pada 2014 melaporkan ada sekitar 63,58% dari 626 responden perempuan muslim yang mengatakan bahwa mereka telah memakai dan akan memakai hijab dan hanya sekitar 4,31% dari mereka yang tidak akan memakai hijab.

Semiotika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari makna dari tanda-tanda. Semiotika merupakan penalaran manusia yang dilakukan melalui tanda. Salah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional, Pierce adalah seorang pemikir yang argumentatif. Pierce terkenal karena teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Pierce seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang.


RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan: Bagaimana makna hijab bagi seorang muslimah dalam kajian teori semiotika Charles Sanders Peirce?



TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian pada jurnal yang akan dicapai yaitu:

- Menjelaskan makna hijab bagi seorang Muslimah. 

- Untuk mengetahui seberapa penting hijab bagi seorang Muslimah.

- Untuk mengetahui tanda atas ikon, indeks dan simbol dalam teori Charles Sanders Pierce pada hijab bagi seorang Muslimah. 


METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan komunikasi dengan menggunakan analisis teks media yaitu, analisis semiotika model Charles Sanders Peirce, semiotika sebagai suatu model ilmu pengetahuan sosial untuk memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan ‘tanda’ Dalam memaknai setiap tanda peneliti memakai analisis semiotika dari Charles Sanders Peirce. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 


PEMBAHASAN

Hijab merupakan sesuatu hal yang begitu melekat pada seorang wanita muslimah, karena hijab ialah simbol dari agama Islam. Meski hijab lebih sering di artikan mengarah pada kata "jilbab" sebagai penutup aurat namun sebenarnya dalam ilmu Islam, hijab tidak terbatas pada menurut aurat saja tetapi juga memiliki makna lain untuk eksistensi nilai keindahan di era trend fashion masa kini, dan perilaku manusia setiap harinya (saatir atau fassil). Islam menyukai sesuatu yang cantik dan indah, maka dari itu pemaknaan hijab sering dikaitkan dengan penggunaannya sebagai trend fashion. Didukung dengan bantuan analisis semiotika Peirce guna memaknai hijab dalam realitas tanda.

Hijab

Hijab dalam bahasa artinya tutup, berasal dari bahasa Arab yang berarti “penghalang”. Pada negara-negara Barat serta beberapa negara Islam, kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Tetapi dalam referensi keilmuan Islam disebutkan, maksud kata hijab beraneka ragam diantaranya, merujuk kepada tata cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama Islam yang bertujuan sebagai penutup sesuatu yang orang lain (bukan mahram) tidak dapat melihat aurat atau bentuk lekuk tubuh wanita muslimah. Jadi bisa diartikan juga hijab ialah kain penutup aurat, bukan sekedar mambalut aurat. Hindari pakaian tipis atau transparan sehingga dapat menampakkan lekuk atau bagian tubuh yang masih terlihat.

Akan tetapi, di era trend hijab sekarang eksistensi sebutan hijab lebih populer ditujukan untuk mode fashion wanita, yang berarti hijab di kemas dengan islami namun tetap menampakkan substansi mode tersendiri di dunia fashion.

Meski saat ini hijab sangat identik dengan busana wanita Muslimah, namun jika dilihat dari konteks sejarah ternyata bukan hanya agama Islam yang mengenal kata hijab. Hijab juga terdapat dalam kitab Taurat namun disebut dengan kata “tif’eret”, begitu pula dalam Injil ada istilah yang semakna dengan hijab yaitu “zammah, re’adah, juga zaif”. Sehingga dapat dikatakan bahwa masalah hijab ini bukan masalah sederhana karena ia terkait dengan aspek pakaian wanita dan lintas budaya.

Muslimah

Muslimah berawal dari kata Muslim secara harfiah yang berarti seseorang yang berserah diri/tawakal kepada Allah SWT., termasuk segala makhluk yang ada di langit dan bumi. Kata muslim merujuk kepada penganut agama Islam, penganut agama Islam pria disebut dengan Muslimin, sedangkan pemeluk agama Islam wanita disebut Muslimah. Muslimah identik dengan menutup aurat. Menutup aurat adalah suatu kewajiban. Dalam pandangan pakar Islam, aurat adalah bagian dari tubuh manusia yang tidak boleh diperlihatkan, kecuali keadaan darurat atau kebutuhan mendesak.

Hukum disyariatkannya hijab memiliki sisi positif bagi kaum wanita yakni dapat menjaga wanita secara khusus agar laki-laki tidak dapat memandang seenaknya. Segala perbuatan yang dilakukan seseorang muslim merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT., dan semuanya pasti akan mendapat pahala salah satunya perintah menggunakan hijab bagi seorang muslimah.

Trend fashion

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fashion memiliki pengertian ragam cara atau bentuk (gaya busana, potongan rambut, corak dsb.) terbaru dalam kurun waktu tertentu. Fashion sebagai sumber penciptaan cita rasa, gaya pakaian dan perilaku baru. Fashion dapat berganti dan berubah dengan cepat seiring berjalannya waktu dan mengikuti arus perkembangan mode di dunia. Fashion dan modernitas bekerja sama menciptakan kepribadian modern yang mencari identitas mereka sendiri melalui pakaian, penampilan, perilaku dan gaya yang selalu baru dan modis.

Trend fashion masa kini tidak hanya berpusat pada pakaian nyentrik saja, namun hijab juga sudah menjadi bagian dari trend fashion. (Zaimatul, 2019) Dengan begitu jilbab ikut andil bagian dalam munculnya trend fashion sekarang ini. Semakin pakaian mengikuti perkembangan arus zamannya atau fashionable, akhirnya jilbab pun tercipta dengan berbagai bentuk dan corak, karena menyesuaikan pakaian wanita yang sekarang sudah sangat beragam model dan bentuknya. Tetapi dalam hal berpakaian bahkan berjilbab selain sekedar karena ikut-ikutan trend fashion, seharusnya mereka para muslimah tetap mempertahankan nilai kesopanan dan memperhatikan nilai agama dalam hal berpakaian dan memilih model hijab, karena menyangkut pemaknaan diri atau identitas diri mereka terhadap sesuatu yang ia pakai.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagai muslimah seharusnya dapat memilih bentuk mode hijab yang memiliki nilai-nilai sesuai prinsip Agama Islam, namun tidak mengesampingkan nilai estetika (keindahan) penggunanya. Karena sebagaimana kita ketahui dalam masalah pakaian, Islam hanya menetapkan batas-batas yang harus di tutupi saja, sedangkan dalam masalah modenya dalam agama tidak merujuk pasti namun kita dapat menata dan memperindahnya sesuai dengan situasi dan kondisi

ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE

Charles Sanders Peirce adalah adalah salah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional yang lahir pada tahun 1839 di Cambridge, Massachussetts, Amerika Serikat.

Teori semiotik dari Peirce, lebih menekankan pada logika dan filosofi dari tanda-tanda yang ada di masyarakat dan sering disebut sebagai “grand theory” dalam semiotika. Peirce memfokuskan pengkajiannya pada tiga dimensi dalam tanda yakni ikon, indeks dan simbol. Teori Pierce seringkali disebut sebagai grand theory dalam semiotika. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Bagi Peirce, tanda “is something which stand to somebody for something in some respect or capacity”. Sesuatu yang dipergunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Pierce disebut ground. Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yaitu sign (tanda), object, (objek) dan interpretant (penggunaan tanda).

KESIMPULAN

Dari penyampaian di atas, elemen pertama sign (tanda) mempresentasikan makna hijab, elemen kedua objek yakni hijab itu sendiri yang menjadu topik pembahasan, dan elemen terakhir interpretant (penggunaan tanda) yakni selain untuk menutupi aurat, dimasa kini hijab dapat menjadi trend fashion dengan yang tak kalah menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Millah, Zaimatul. 2019. Dinamika Makna Jilbab Mahasiswi IAIN Ponorogo di Era Trend Fashion Jilbab. .Skripsi, IAIN Ponorogo

Bab I.pdf (iainkudus.ac.id)

5171711013_MEDITA FRISKA YUSTICIA.pdf (uty.ac.id)

Zahroh, F (2022). Makna Hijab dalam Video 'Sunsilk Hijab Ice Tea dengan Sensasi Dingin'di Kanal Youtube Sunsilk Indonesia., repository.iainkudus.ac.id

http://repository.iainkudus.ac.id/id/eprint/8640

https://jurnalannur.ac.id/index.php/jalsah/article/view/213/174

Syahputra, A, Palupi, MFT, & Danadharta, I (2023). KOMODIFIKASI HIJAB PADA KONTEN VIDEO INSTAGRAM UNIQLO INDONESIA EDISI#UNIQLOMODESTWEAR (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES …. SIMAKOM: SIMPOSIUM NASIONAL …

KBBI, “Muslim” dalam https://kbbi.web.id/muslim diakses tanggal 20 Februari 2021.

Ansharullah. “Pakaian Muslimah Dalam Perspektif Hadis Dan Hukum Islam.” Syariah Dan Hukum 17, no. 1 (2019): 67.



ANALISIS 20 JURNAL

Jurnal 1

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Pada Lirik Lagu "Zona Nyaman"

Objek: Lirik lagu Zona Nyaman

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah lagu.

Analisis: Lirik lagu "Zona Nyaman" karya Fourtwnty dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure yang menghasilkan hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Dimana lirik lagu zona nyaman sebagai tanda dan pemaknaan lirik sebagai penanda yang akan membentuk makna motivasi dalam lirik lagu zona nyaman.

Kesimpulan: Dalam judul ini menjelaskan bahwa semiotika Ferdinand De Saussure mencakup hal yang luas. Tidak hanya barang, namun lirik lagu pun dapat di analisis oleh teori tersebut. Penggunaan teori semiotika Ferdinand de Saussure menghasilkan hubungan sintagmatik (kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya) dan paradigmatik (kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dimana petandanya adalah lirik lagu Zona Nyaman, dan penandannya adalah pemaknaan dari lirik lagu Zona Nyaman. Sehingga setelah bagi perkata antara hubungan sintagmatik dan paradigmatik akan membentuk makna motivasi dalam lirik lagu “Zona Nyaman”.

Jurnal 2 

Judul: Analisis semiotika Ferdinand De Saussure makna pesan iklan rokok a mild versi Langkah

Objek: Iklan rokok A Mild

Metode: Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

Analisis: Iklan merupakan bagian dari komunikasi, karena pada dasarnya iklan merupakan proses penyampaian pesan, dimana berisi informasi tentang suatu produk maupun jasa. Memaknai sebuah pesan terkadang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Terkadang makna pesan dalam iklan dibuat sedemikian unik sebagai bentuk kreatifitas pembuatannya. Analisis iklan dapat dimaknai menggunakan teori dan metode semiotika. Dengan menganalisis iklan menggunakan semiotika, banyak pesan yang tersirat dalam iklan. Menganalisis makna pesan dalam iklan itu harus dikaji dalam semiotika, dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan semiotika Ferdinand De Sausures.

Kesimpulan: Penanda yang terdapat dalam iklan rokok A Mild versi langkah, adalah hasil dari apa yang kita lalui. Makna pesan yang terkandung dalam iklan Rokok A Mild Versi langkah adalah : 

a. A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa. 

b. A mild memiliki tingkatan Tar dan Nikotin lebih rendah dibandingkan rokok lainnya dan A mild mempunyai rasa menthol yang digemari banyak orang. Seseuai didalam gambar iklan yang menggambarkan langkah ringan dan langkah sendiri. 

c. A mild dalam scene terakhir memberi pilihan Langkah apa kita selanjutnya, disini A mild menegaskan kepada konsumen bahwa langkah selanjutya pilihlah A mild walaupun menemukan berbagai produk rokok lainya, seperti didalam gambar seorang pria yang menemukan persimpanganjalan, lalu bertanya kemana langkah kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.

Jurnal 3

Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Pada Novel "Manjali dan Cakrabirawa" karya Ayu Utami

Objek: Novel berjudul "Manjali dan Cakrabirawa" karya Ayu Utami

Metode/Perspektif: Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam penulisan novel yaitu bahasa Indonesia

Analisis: Dalam novel “Manjali dan Cakrabiawa” Karya Ayu Utami pada novel Manjali dan Cakrabirawa merupakan buku perpaduan antara roman, sejarah, misteri dan juga hal mistik yang ditulis oleh Ayu Utami. Novel ini bisa dijadikan semangat baru bagi para penikmat sastra untuk menghasilkan karya sastra seperti novel yang dapat memberikan pelajaran sejarah bagi masyarakat. Bukan menomor satukan penghasilan dari sebuah novel, tapi harus memerhatikan dampak yang akan muncul dari karya novel itu sendiri apabila sudah dibaca oleh para pembaca. Dalam novel “Manjali dan Cakrabirawa” terdapat beberapa konsep semiotika Ferdinand De Saussure yaitu signifier dan signified. 

Berikut salah satu analisis mengenai teori semiotika berdasarkan konsep Ferdinand De Saussure, yaitu; 1. Signifier (pananda) “bunyi peluit melengking. Kereta lain menjelang getarnya pada rel telah terasa.” (Utami 2010: 6) dan 2. Signified (petanda) "Petanda bahwa kereta akan tiba di stasium."

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure, konsep signifier dan signified dalam Novel “Manjali dan Cakrabiawa” karya Ayu Utami adalah penanda dan petanda merupakan satu kesatuan dari tanda. Penanda yang berupa bentuk sedangkan petanda merupakan konsep. Dengan demikian, keduanya akan membentuk sebuah tanda yang memiliki arti atau makna. Memaknai sebuah tanda melalui pemaknaan pada dua hal, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda). Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami ditemukan 17 kutipan dengan salah satunya yang sudah kita bahas di bagian analisis menunjukkan konsep semiotika Ferdinand De Saussure yaitu signifier dan signified.

Jurnal 4

Judul: Analisis Desain Komunikasi Visual pada akun instagram @arielsyafrin berdasar kajian semiotika ferdinand de saussure 

Objek: Postingan Instagram pada akun @arielsyafrin 

Metode: Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kualitatif, dimana data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya berupa data-data deskriptif berupa tulisan, gambar dan dokumen.

Analisis: Teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis semiotika, di mana semiotika merupakan salah satu ilmu atau metode untuk menganalisis tanda. Analisis data ini untuk memberi arti makna dan nilai yang terkandung dalam tanda, baik verbal maupun visual.

Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 10 poster dakwah digital pada akun Instagram @arielsyafrin pada periode Maret-Juli 2021 menggunakan analisis teori semiotika Ferdinand de Saussure maka penulis menarik kesimpulan bahwa dari elemen yang terdapat pada akun Instagram @arielsyafrin, antara elemen tipografi, ilustrasi, warna, tanda visual dan verbal saling berkaitan sehingga dapat memperoleh suatu makna. Tanda visual yang dimunculkan berupa gambar, warna maupun garis memiliki makna sesuai dengan konteks yang melatarbelakangi pesan yang ingin disampaikan dalam poster

Jurnal 5

Judul: Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure Pada Film "Berpayung Rindu"

Objek: Film Berpayung Rindu

Metode/Perspektif: Perspektif yang diambil dari iklan ini adalah visual yang dilihat dari bentuknya yang merupakan video dan bahasa sebagai alat komunikasinya.

Analisis:  Sebuah rangkaian Web Series yang terdiri dari 3 episode dengan satu Video Clip. Tiap episode dirilis setiap satu minggu sekali di Youtube dimulai dari tanggal 15 Maret 2019. Tiap Episode berdurasi 10 menit. Cerita berpusat pada dinamika kehidupan suatu keluarga yang mana menceritakan tentang sepasang suamu istri yang berpisah karena perselingkuhan dan menjadikan seorang anaknya sebagai korban dari perpisahan hingga kurangnya kasih sayang dari seorang ibu. Berikut identifikasi pada scene pertama.

Pada scene pertama yang berdurasi (1.29-1.40) penandanya merupakan Cahyono yang tengah berjalan pelan di atas rel kereta api dan membawa tas dengan pakaian rapi berwarna putih celana hitam serta bersepatu ditambah dengan gestur kepala yang menunduk kebawah dengan ekspresi wajahnya yang sedih. Kemudian petanda pada scene pertama ini adalah Menggambarkan bahwa Cahyono yang tengah bersedih hati yang mana terlihat dari gambar raut wajahnya yang sedih serta dari gestur kepala yang nunuduk kebawah mengartikan bahwa ia sedang bersedih akan hal ia yang kehilangan pekerjaan ditambah ia memaikai paikaian rapih berwarna hitam putih bersepatu dengan membawa tas yang memvisualisasikan bahwa Ia baru saja dipulangkan. Ia meluapkan rasa kesedihannya dengan ia berjalan di tempat yang sepi seperti di rel kereta api.

Kesimpulan: Berdasarkan uraian analisis yang telah disampaikan diatas mengenai film web series Berpayung Rindu dengan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.

Jurnal 6

Judul: Analisis makna jilbab Pendekatan analisis ferdinand de Saussure

Objek: Jilbab

Metode/Perspektif: kualitatif

Analisis: Pemakaian hijab oleh mahasiswi IAIN Ponorogo yang beraneka ragam untuk dikenakan dalam aktivitas sehari hari. 

Kesimpulan: Jilbab mempunyai ranah yang cukup luas dalam aspek kehidupan manusia. 

Jurnal 7

Judul: Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes

Objek: Pertunjukan Kethoprak Ringkes

Metode/Perspektif: Perspektif dari kethoprak ringkes merupakan visual, berupa pertunjukan yang kita lihat langsung melalui mata

Analisis: Kethoprak ini merupakan salah satu kethoprak humor yang ada di Yogyakarta. Mereka sudah kerap membuat pementasan serupa. Eksistensi setiap pelaku seni yang mendukung pementasan ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Setiap aktor memiliki kelebihan, kekurangan, dan ciri khas. Dalam kethoprak sudah dapat dipastikan bahwa lingkungan pendukungnya berlatar Jawa. Ditunjukkan dengan dialog yang memakai bahasa Jawa, juga interaksi pada penonton yang memakai bahasa Jawa. Berbeda dengan pementasan pada umumnya, awal pementasan ini dibuka dengan adegan yang mengisahkan keadaan di belakang panggung.

Kesimpulan: Pementasan Kethoprak Ringkes sarat dengan pemaknaan yang tidak bisa dimaknai begitu saja hanya dengan mendengar bunyinya. Penggunaan berbagai kosakata melibatkan sistem tanda dengan semiotika Saussure. Tidak terbatas pada analisis signifikasi saja, melainkan juga sintagmatis dan paradigmatik.

Gaya banyolan Kethoprak Ringkes nyatanya banyak menggunakan relasi antara yang hadir dalam pertunjukan dengan relasi yang tidak hadir. Berkenaan dengan relasi yang tidak hadir, akan memunculkan makna tersendiri karena adanya konsep tertentu dalam suatu paradigma yang sudah terbentuk. Pemilihan dialog-dialog yang ada pada pementasan ini ternyata juga dapat ditelaah melalui poros seleksi dan kombinasi yang memungkinkan adanya makna lain. Seperti pada penggunaan kalimat yang sebenarnya mengkomparasikan dua hal sekaligus.

Jurnal 8

Judul : REPRESENTASI NILAI MORAL DALAM FILM HABIBIE DAN AINUN

Objek: representasi nilai moral dalam Film Habibie dan ainun

Metode/Perspektif : penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Analisis: dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis semiotika dengan pendekatan kritis, serta Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati film Habibie dan ainun kemudian mengambil scene yang berhubungan dengan nilai moral, yang berguna untuk memberikan fakta dan kemudian data tersebut dianalisis secara kritis dengan dasar pemikiran Ferdinand De Saussure yang menganalisis dari penelitian tersebut. Peneliti menemukan banyak sekali nilai moral terdiri peduli social, tanggung jawab, semangat kebangsaan, religious, menghargai prestasi. Hasil analisis dengan teori analisis Ferdinand de Saussure. Tanda yang terdapat dalam film yaitu nilai-nilai moral, objek yang berupa tokoh Habibie yang menjadi tokoh utama, dan untuk acuan tanda berupa sebuah nilai-nilai moral yang dilakukan oleh tokoh Habibie akan berdampak positif terhadap masyarakat/penikmat film.

kesimpulan: beedasarkan  hasil penelitian dengan menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure maka dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai nilai moral yang terkandung dalam film Habibie dan ainun. Adapun nilai nilai moral tersebut yaitu :

1. Peduli social yang dilakukan Habibie sebagai manusia kita harus saling tolong menolong untuk berbuat kebaikan.

2. menghargai prestasi Habibie adalah seorang yang memiliki otak jenius dalam setiap aktivitasnya dan membuat banyak orang terkagum dengan pencapaiannya.

3. tanggung jawab ainun tidak mau mengecewakan Habibie bahwa ainun sudah tidak nahan. Saya mau baik ke Indonesia. Habibie pun merasa bersalah dengan melihat istrinya ingin tinggal di Indonesia membuat haibie berpikir bahwa ia hidup dijerman bukan nya ainun.

4. religious ainun meminta Habibie sholat berjamaah Bersama.

Jurnal 9

Judul: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA (STUDI ANALISIS FILM “?” (TANDA TANYA) DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)

Objek: Toleransi beragama

Metode penelitian: Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metodologi penelitian berdasarkan pada filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai kunci utama metode.

Analisis: Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika model Ferdinand De Saussure. Bagi Saussure ciri utama tanda bahasa adalah tidak dapat dicari pada wicara, tetapi dalam hubungannya dengan unsur-unsur luar bahasa, melalui sejenis konvensi social. Setelah peneliti mengamati, melihat dan mendengar elemen-elemen film yang ada dalam film “?” (Tanda Tanya) akhirnya peneliti menemukan bentuk-bentuk toleransi dalam film tersebut. Adapun analisis bentuk toleransi dalam film “?” (Tanda Tanya) sebagaimana berikut: a. Tidak boleh memaksakan suatu agama pada orang lain Setiap agama menjanjikan kemaslahatan bagi seluruh manusia tanpa pengecualian, dan setiap penganut agama menyakini sepenuhnya bahwa Tuhan yang merupakan sumber ajaran Agama itu adalah Tuhan yang Maha Sempurna. B. Tidak memusuhi orang-orang non muslim Islam adalah agama yang mampu menyatukan rakyat, menimbulkan rasa kasih sayang, dan pada akhirnya semua hal tersebut dapat menciptakan tali persaudaraan diantara pemeluknya

Kesimpulan: Setelah menemukan dan menganalisis hasil temuan data dengan menggunakan Semiotika Ferdinand De Saussure pada film “?” (Tanda Tanya) yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanda-tanda toleransi dalam film “?” (Tanda Tanya) ditampilkan dalam bentuk visual gambar dan adegan 2. Pengungkapan bahasa toleransi dalam film “?” (Tanda Tanya) diungkapkan dalam bentuk dialog, doa dan fatwa.

Jurnal 10

Judul: Analisis Poster Video Klip Lathi : Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure

Objek : Poster Video Klip Lathi

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif visual dari segi poster yang dilihat oleh mata

Analisis: Beberapa unsur yang coba untuk dikemukakan melalui poster video klip Lathi tersebut baik secara verbal ataupun nonverbal yaitu melalui unsur seperti simbol-simbol yang dipakai, bagaimana fotograpi, teks atau tipografi bahkan melalui pengungkapan ilustrasi yang coba disampaikan. Karya poster tersebut dibuat oleh Andy Adrians (Art Director Lathi) berupa poster yang mengangkat mengenai lagu yang berjudul Lathi, yang menceritakan mengenai toxic relationship.

Poster menjadi media promosi utama pada event ini. Untuk menjalankan fungsi komunikasinya, sebuah poster menggunakan elemen-elemen visual di dalam desainnya. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual khususnya poster antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Tampilan visual karya desain membutuhkan tata letak yang baik agar mempermudah pembaca dalam mengartikan pesan dengan baik.

Kesimpulan: Analisis dari karya poster Lathi tersebut menggunakan analisis teori Ferdinand De Saussure yang dapat disimpulkan bahwa pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Satu hal yang ditonjolkan melalui headline Lathi yang berarti lidah, mengambil dari pepatah Jawa, tidak ada manusia yang bisa lari dari kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban untuk di perbaiki, harga diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya).

Jurnal 11

Judul: ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE

Objek: Objek yang pada waktu dan tempat, secara aktual berfungsi sebagai tanda (dalam konteksnya) dan objek secara khusus berfungsi sebagai tanda (dalam konteksnya).

Metode/Perspektif: kualitatif.

Analisis: hasil penelitian menunjukkan bahwa ikon dari iklan ini adalah Iwan Fals sebagai salah seorang legendaris musik di Indonesia, indeks dari iklan ini adalah 3 bungkus Top Coffee, tanda tangan Iwan Fals, dan tanda seru (!), simbol yang terdapat pada iklan adalah Wingsfood and MUI. Berdasarkan teori dari Saussure dapat dilihat bahwa tampilan visual dari iklan ini sangat elegan dan sesuai dengan budaya orang Indonesia dalam minum kopi.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis semiotika yang dilakukan dengan menggunakan teori Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure, dapat dilihat bahwa ikon pada iklan tersebut adalah seorang musisi legendaris yang sangat tangguh dan berani yaitu sosol Iwan Fals. Selanjutnya terdapat ikon berupa cangkir yang didalamnya berisi kopi yang panas yang mengeluarkan uap panas dari dalam cangkir yang diletakkan di atas cawan, dimana terdapat 3 biji kopi utuh diatasnya. 

Jurnal 12

Judul: Makna Cinta Dalam Lirik Lagu Bismillah Cinta Karya Sigit Purnomo: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure

Objek: Lirik lagu “Bismillah Cinta” Karya Sigit Purnomo

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah lagu.

Analisis: Berikut salah satu makna cinta yang terdapat dalam lirik lagu “Bismillah Cinta” karya Sigit Purnomo berdasarkan semiotika Ferdinand De Saussure adalah :

Bagian 1 petanda (signified) pada lirik, “Tak dapat lagi kulukis rasa Ramadhan yang indah kini telah tiba Bulan penuh berkah rahmat dari Allah Meski dalam suasana berbeda.” Dan penanda (signifier) pada lirik lagu, “Kata-kata yang disebutkan mengandung makna bahwa perasaan yang ditimbulkan sangat bahagia ketika bulan Ramadhan yang dinantikan telah datang. Betapa bahagia rasanya sampai tidak dapat diungkapkan maupun diekspresikan. Namun dibalik itu ada permasalahan karena kala itu bulan Ramadhan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.”

Berdasarkan penanda yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui besarnya kebahagiaan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang selalu dirindukan karena keberkahan dan rahmat di dalamnya. Hanya saja, suasana bulan Ramadhan yang digambarkan tidak seperti tahun sebelumnya. Di antaranya adalah ketidakmungkinan setiap orang untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan bersama orang-orang terkasih karena kondisi pandemi yang melanda hampir di setiap bangsa.

Kesimpulan: Pada gambaran umum yang penulis dapatkan pada lirik lagu yang ditulis oleh Sigit Purnomo berjudul “Bismillah Cinta” ini mengungkapkan bagaimana rasanya ketika seseorang yang dicintainya terpisah dengan jarak sehingga ikatan cinta yang diungkapkan merupakan sebuah ujian untuk bisa saling memahami keadaaan yang menimpa pribadi masing-masing dan agar dapat mengerti bahwa cinta jika tidak dibarengi dengan rasa percaya maka cinta hanyalah sebuah kata-kata yang dapat dituliskan dalam bahasa bukan merupakan ikatan yang membuat hati menjadi aman dan tentram. Dengan demikian, mendekatkan diri kepada Allah adalah jalan terbaik di saat seseorang mengalami berbagai hal seperti sedih, susah, maupun khawatir terhadap sesuatu yang dihadapi.

Jurnal 13

Judul: DIALETIKA ETNOGRAFI KOMUNIKASI EMIK-ETIK PADA KAIN TENUN

Objek: Kain Tenun

Metode/Perspektif: Penelitian kualitatif

Analisis: Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang fokus pada produksi simbolsimbol komunikasi dari satu kelompok budaya. Sehingga penelitian ini ditematisasi menjadi etnografi komunikasi simbol. Secara historis, penelitian etnografi dikembangkan dalam rangka memahami pandangan dunia dan cara hidup satu kelompok budaya dalam konteks pengalaman keseharian hidupnya. Penelitian ini membedakan 2 peran etnografi yang digunakannya, yaitu: etnografi sebagai metode penelitian dan sebagai cara penulisan (Kruger, 2008: 41). Dalam penelitian ini, laporan etnografi hadir dalam bentuk analisis emik sekaligus etik. Selanjutnya, keduanya didialetikan sebagai upaya memediasi tegangan perbedaan di antaranya melalui tindakan komunikatif dan diakhiri dengan apresiasi atas potensi pluralitas dalam analisis pemaknaan

Kesimpulan: Proses dialektika antara etnografi emik dan etnografi etik dalam penelitian ini disusun ke dalam 4 tahapan kerja, yaitu: interpretasi, reinterpretasi, dialog, dan dekonstruksi. Pada tahap interpretasi, peneliti mencoba menghadirkan pemaknaan native (emik) dari masyarakat Tutem terhadap simbol warna dan gambar kain tenunnya. Proses pemaknaan tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi aspek penanda dan petandanya, serta mengoperasionalisasikan hubungan di antara keduanya (signifikasi). Dalam proses interpretasi, warna dan gambar kain tenun diposisikan sebagai aspek penanda yang mengacu maknanya pada realitas kebudayaan masyarakat Tutem, selaku petandanya. Hasilnya, terdapat 10 jenis warna yang ada pada kain tenun masyarakat Tutem hanya memiliki satu bentuk pemaknaan saja, yaitu realitas kehadiran sub kelompok suku yang berada dalam kehidupan sosial masyarakat Tutem. Sebaliknya, dari 11 ragam gambar kain tenun yang teridentifikasi, 1 gambar utama Ausnobif dan 1 variannya memiliki bentuk acuan makna yang sama, 1 gambar utama Lulkolo dan 4 variannya mengacu pada makna yang sama, dan 4 gambar kecil lainnya masing-masing memiliki makna acuannya yang berbeda-beda.

Jurnal 14

Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi” Karya Nidji

Objek: Lirik lagu “Laskar Pelangi”

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah lagu

Analisis: Lagu yang diteliti adalah lirik lagu yang berjudul “Laskar Pelangi”, lagu ini terdapat dalam album ketiga Nidji yang berjudul “For All”. Lagu-lagu dalam album ketiga mereka ini terdapat makna yang ingin disampaikan yaitu makna motivasi dalam bermimpi. Namun ada satu lagu yang mempunyai makna yang dapat mempengaruhi pendengar, yaitu lagu “Laskar Pelangi”. Berikut salah satu contoh pada bait pertama lagu.

Pada lirik,“Mimpi adalah kunci Untuk kita menaklukkan dunia Berlarilah tanpa lelah Sampai engkau meraihnya,” adalah aspek penanda. Serta petanda pada bait ini pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa mimpi, angan-angan yang dicita-citakan adalah kunci, alat untuk membuka harapan menaklukan dunia. Demi mencapai mimpi itu berlarilah terus tanpa menghiraukan rasa lelah, dan jangan berhenti sampai engkau mampu meraihnya. setiap orang mempunyai mimpi, dan jangan takut untuk bermimpi, karna mimpi adalah awal untuk menggapai apa yang kita inginkan tetapi tidak semua mimpi dan harapan yang dapat tercapai. Apabila itu terjadi maka jangan mudah menyerah, teruslah mengejar harapan dan mimpimu.

Kesimpulan: Dari hasil penelitian ditemukan makna dalam lirik lagu Nidji yaitu makna pesan Motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul “Laskar Pelangi”. Adanya cerita dibalik lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yang tercermin dari bait pertama yang menceritakan tentang bahwa mimpi, angan-angan yang dicita-citakan adalah kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan menaklukkan dunia. Seperti salah satunya pada bait pertama yang diatas pencipta memberikan pesan bahwa dalam menggapai mimpi tidak lah mudah, pasti adanya hambatan yang dilalui, kejar lah mimpimu selagi kamu bias.

Jurnal 15

Judul: Konstruksi Makna Postingan Instagram @najwashihab Dalam Membangun Citra Diri ( Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)

Objek : Postingan Instagram @najwashihab Dalam Membangun Citra Diri

Metode penelitian: metode pendekatan kualitatif dengan teori semiotika Ferdinand de Saussure.

Analisis: membahan komponen cara membentuk citra diri, dimana terdapat pesan verbal dan non-verbal terlihat dari kalimat atau caption yang ditulisnya dengan cir khas serta gaya berfoto dan fashion yang dikenakan oleh Najawa Shihab. Maka dari itu penelitian ini menyimpulkan bahwasanya Najwa Shihab mempunyai beberapa sifat dalam membangun citra dirinya yang simpel, mengedukasi, pintar, rendah hati, modern, modis serta inspiratif.

Kesimpulan: Dengan menggunakan metode dyadic Ferdinand de Saussure, pada penelitian ini menemukan hasil bahwasanya makna pesan verbal dan nonverbal pada instagram @Najwashihab dalam menciptakan citra diri, maka dapat ditarik bahwasanya @Najwashihab membentuk citra diri dengan menggunakan instagram dengan memanfaatkan fitur seperti unggah foto serta tulisan caption dalam mendeskripsikan fotonya tersebut, dan juga dari tiga foto beserta caption maka peneliti dapat menyimpulkan konstruksi citra diri yang dibangun oleh Najwa Shihab menampilkan sosok kepribadian yang simpel, mengedukasi, pintar, rendah hati, modern, modis serta inspiratif. Sedang kan dari caption atau komunikasi verbal Najwa Shihab pada akun instagram terlihat bahwasanya ia mempunyai gaya bahasa yang unik serta bisa menyesuaikan pada objek atau foto dan video yang ia unggah. Yang pada hal itu ia mengkontruksikan bahwasanya ia mengikuti zaman. Dan juga di sini dapat disimpulkan bahwasanya temuan pada penelitian ini bisa menari kesimpulan dari segi kegunaan pesan verbal -dan nonverbal dalam menilai seseorang pada saat penilaian pertama kepada seseorang serta pemanfaatan media sosial instagram dalam membentuk citra diri seseorang .

Jurnal 16

Judul: Konstruksi Nilai Romantisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu "Melukis Senja")

Objek: Lirik lagu “Melukis Senja”

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah lagu

Analisis: Lirik lagu yang diteliti merupakan lagu ciptaan Budi Doremi yang dinyanyikan oleh dirinya sendiri  berjudul Melukis Senja. Dalam lirik lagu ini penulis menemukan ada beberapa kalimat yang jadi penanda (signifier) dan petanda (signified). Dalam penelitian menggunakan pendekatan semiotika Ferdinan De Saussure. Penulis membagi beberapa kalimat dalam lirik melukis senja ciptaan Budi Doremi dan akan di telaah menggunakan Pendekatan Semiotika Ferdinand De Sausurre serta membagi kalimat yang Jadi penanda (signifier) dan petanda (signified).

Salah satunya pada bait pertama lirik lagu yaitu, “Aku mengerti Perjalanan hidup yang kini kau lalui Kuberharap Meski berat kau tak merasa sendiri Kau telah berjuang menaklukan hari-harimu yang tak mudah Biar kumenemanimu Membasuh lelahmu,” sebagai penanda. Serta petanda pada bait ini pencipta lagu menceritakan bagaimana menjadi seorang yang memiliki rasa cinta kepada lawan jenis mengungkapkan dalam suka dan duka. Kalimat menaklukan hari-harimu yang tak mudah. Merupakan sebuah ungkapan dimana seseorang dapat melewati keseharian menjadi seorang manusia dengan berbagai macam masalah yang dihadapi namun yang selalu bisa diselesaikan dalam artian ditaklukan. Serta kalimat membasuh lelahmu, dalam kalimat tersebut, membasuh yang diartikan memberi sebuah kesenagan dan penghiburan dikala saat menghadapi masalah seakan hilang seperti kotoran di basuh dengan air yang langsung hilang.

Kesimpulan: Pada penelitian ini, setelah hasil penelitian dan pembahasan didapat kesimpulan dimana lirik lagu Melukis Senja erat kaitan dengan hubungan romatisme pasangan yang sedang jatuh cinta jika dikaitkan dengan Triangles yang saling berhubungan satu sama lain: Gairah (passion), Keintiman (intimacy) dan komitmen. Dimana passion antara kedua pasangan bisa dilihat dan amati pada bait yang penulis ambil sebagai contoh.

Dengan pendekatan semiotika Ferdinan De Sassure sangat tepat untuk mengkontrusi adanya makna Penanda dan Petanda yang sangat jelas. Makna dari setiap bait di lirik melukis senja sangat jelas jika diteliti melalui pendekatan Semiotika Ferdinand De Sausurre.

Jurnal 17

Judul: Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Bendera”)

Objek: Lirik lagu “Bendera”

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah lagu.

Analisis: Lagu berjudul “Bendera” yang dipopulerkan oleh Band Cokelat tersebut terdapat dalam album keempat Cokelat yang berjudul “The Best Of Cokelat”. Lagu-lagu dalam album keempat mereka terdapat makna nasionalisme yang akan dianalisis menggunakan teori semiotika dari Ferdinand De Saussure.

Contohnya seperti pada bait ketiga lagu yang dimaksudkan agar para pemuda menjaga harkat dan martabat negaranya demi menghormati dan menghargai jasa sang pahlawan dan merupakan bentuk penghargaan dari para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pahlawan disadari atau tidak sering terlupakan atau dianggap sepele, dalam lirik ini jelas tersirat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan tersebut dengan tetap berkibarnya bendera Merah Putih.

Dalam liriknya, “Ku pertahankan kau demi kehormatan bangsa Ku pertahankan kau demi tumpah darah semua pahlawan-pahlawanku,” sebagai signifier (penanda) dan signified (petanda) dalam lagu ini mengkonstruksikan agar kita semua sebagai anak muda dapat mempertahankan kehormatan bangsa melihat perjuangan para pahlawan yang telah membela dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kesimpulan: Pada jurnal ini didapatkan poin-poin kesimpulan dimana terdapat temuan. Pertama, bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula. Bait per bait menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional Republik Indonesia.

Jurnal 18

Judul: KAJIAN SEMIOTIKA PADA IKLAN TELEVISI OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH

Objek: A IKLAN TELEVISI OLX.CO.ID

Metode/Perspektif: Penulis menggunakan pendekatan semiotika dalam mengkaji rumusan masalah.Menurut Roland Barthes, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Dengan demikian, semiotika menjadi metode yang sesuai untuk mengetahui konstruksi makna yang terjadi dalam iklan dengan menekankan peran sistem tanda dengan konstruksi realitas, maka melalui semiotika, ideologi-ideologi di balik iklan bisa dibongkar.

Analisis: Gaya hidup di perkotaan. Semakin berkembangnya teknologi informatika, membuat iklan tak lagi punya batas ruang dan waktu. Model Below The Line maupun Above The Line, semakin berkembang dan kerap diterapkan pada periklanan saat ini. Penulis tertarik untuk mengangkat salah satu bentuk iklan dari Above The Line, yaitu TVC/TV commercial. TVC yang coba dikaji oleh penulis yaitu TV―Bekas Jadi Berkah‖ oleh OLX.co.id yang tayang selama masa puasa menuju lebaran,yaitu antara 28 Juni28 Juli 2014. TVC ini tayang di televisi nasional dan online streaming sebagai iklan di situs youtube.com. ―Bekas Jadi Berkah‖ memakai elemen religi dalam visual dan tanda-tanda yang diinformasikan. Tidak hanya keindahan visual yang ditampilkan melalui sinematografi, ada juga makna-makna yang coba disampaikan oleh sang sutradara/kreator melalui berbagai tanda visual yang ada.

Kesimpulan: Iklan sebagai salah satu cara mempromosikan suatu produk maupun jasa, sudah menjadi keharusan bagi pihak-pihak yang ingin menghasilkan laba/profit besar. Iklan televisi menjadi alternatif bagi sebuah perusahaan yang ingin menjangkau banyak konsumen. Penelitian ini menganalisis bagaimana mendekode makna-makna yang terkandung di dalam TVC OLX.co.id bertajuk ―Bekas Jadi Berkah‖.

Jurnal 19

Judul: Konsep Cinta Pada Empat Puisi Karya Heri Isnaini: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure

Objek: Puisi Karya Heri Isnaini

Metode/Perspektif: Pada Jurnal ini menggunakan perspektif bahasa sebagai alat komunikasi dalam sebuah puisi

Analisis: Konsep cinta pada empat puisi karya Heri Isnaini dianalisis berdasarkan klasifikasi cinta yang diusung oleh Erich Fromm. Pembahasan-pembahasan pada artikel ini diawali dengan pembahasan struktur fisik dan batin yang memuat tanda-tanda di dalam empat puisi karya Heri Isnaini. Tanda-tanda tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori semiotika yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure.

Pembahasan struktur fisik dan batin puisi memuat tema, diksi, citraan, dan majas. Keempat unsur tersebut merupakan unsur paling dominan yang terdapat pada empat puisi karya Heri Isnaini dibandingkan unsur lainnya yang terdapat pada struktur batin dan fisik puisi.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis terhadap konsep cinta pada empat puisi karya Heri Isnaini yang diklasifikasi berdasarkan teori Erich Fromm didapat hasil bahwa konsep cinta pada puisi karya Heri Isnaini terdapat pada struktur fisik dan struktur batin puisi, terutama pada tema, diksi, majas, dan citraan atau pengimajian. Keempat unsur tersebut berkorelasi dengan teori semiotika Ferdinand De Saussure, yaitu bagian tanda yang di dalamnya ada penanda dan petanda. Sesuai hasil analisis, ditemukan konsep cinta kepada manusia terlihat pada puisi “Laki-laki yang Mencintai Tulang Rusuknya” yang memiliki diksi “laki-laki dan tulang rusuknya” yang mana menggambarkan atau sebagai simbol yang bermakna Adam dan Hawa sebagai manusia pertama. Puisi tersebut merupakan bukti representasi cinta manusia terhadap manusia yang dikemukakan oleh Erich Fromm.

Jurnal 20

Judul: IKLAN ROKOK A MILD DALAM MEMBANGUN KONSTRUKSI REALITAS GAYA HIDUP REMAJA

Objek : rokok A Mild

Metode/Perspektif: pendekatan Kualitatif.

Analisis: Pemaknaan tersebut tercipta melalui adanya hubungan arbitrer antara penanda (signifier) sebagai sebuah gambaran kata dengan petanda (signified) yang merupakan sebuah gambaran konsep pikiran audiens sehingga terciptalah pemaknaan negatif tersebut. Bahasa penulisan diidentifikasi sebagai penanda (signifier) karena bahasa penulisan dalam iklan ini juga memuat makna persuasif emosional yang mengandung unsur seksualitas. Elemen desain visual diidentifikasi oleh penulis sebagai petanda (signified) karena melalui unit inilah gambaran konsep diperoleh audiens sehingga munculnya pemaknaan yang demikian yang diimpresikan melalui gestur elemen visual iklan tersebut, yakni sosok laki – laki dan perempuan.

Kesimpulan: Peneliti memberikan sebuah kesimpulan bahwa pemaknaan yang diciptakan oleh audiens terhadap iklan cetak A Mild versi “Mula Mula Malu Malu, Lama Lama Mau” merupakan pemaknaan negative. Peneliti memperoleh hasil bahwa pemaknaan tersebut tercipta melalui adanya hubungan arbitrer antara penanda (signifier) sebagai sebuah gambaran kata dengan petanda (signified) yang merupakan sebuah gambaran konsep pikiran audiens sehingga terciptalah pemaknaan negatif tersebut. Bahasa penulisan diidentifikasi sebagai penanda (signifier) karena bahasa penulisan dalam iklan ini juga memuat makna persuasif emosional yang mengandung unsur seksualitas.


Komentar

Postingan Populer